Jakarta, suarapublic.com - PT Telkom Indonesia (Telkom) berkomitmen memberdayakan dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk para mantan narapidana terorisme (napiter). Melalui program pelatihan kewirausahaan, Telkom mendorong para eks napiter tersebut menjadi wirausaha.
Kegiatan pelatihan kewirausahaan untuk eks napiter ini dilakukan Telkom melalui kerja sama dengan Kementerian BUMN serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan membentuk kemandirian ekonomi bagi para eks napiter sekaligus penanggulangan terorisme dan radikalisme di Indonesia.
SGM Community Development Center (CDC) Telkom, Hery Susanto mengatakan, bidang usaha yang digeluti oleh para peserta program pelatihan kewirausahaan Telkom tidak terbatas pada bidang yang ada dalam pelatihan.
Para peserta setelahnya dapat eksplor lebih luas mengenai minat dan keahlian masing-masing untuk dapat menentukan bidang yang tepat yang mana Telkom juga akan memberikan dukungan alat kerja yang dibutuhkan.
"Harapannya melalui pelatihan ini, para penerima bantuan dan pelatihan mampu memanfaatkan ilmu yang telah diterima dan dapat mengimplementasikannya pada kegiatan usaha yang dilakukan," ujar Hery.
Selama 3 tahun terakhir, kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi eks napiter telah dilaksanakan di tiga kabupaten, yakni Lamongan, Malang, dan Sidoarjo.
Terdapat 30 peserta pelatihan pada masing-masing kabupaten yang dilaksanakan secara efektif dengan metode pelatihan yang interaktif.
Menurut Hery, program ini memberikan pelatihan kewirausahaan yang terkait dengan pemasaran, pengelolaan bisnis, perancangan kemasan untuk ekspor dengan bekerja sama dengan instansi di bidang ekspor-impor, hingga pelatihan sablon dan memasak.
Melalui program pelatihan kewirausahaan, lanjut Hery, Telkom turut memberikan dukungan kepada peserta eks napiter yang terdiri dari bantuan permodalan alat kerja dan bantuan beasiswa pendidikan kepada anak-anak eks napiter yang mengalami kesulitan perekonomian.
"Kedua bantuan tersebut telah tersalurkan dengan baik ke peserta pelatihan di 3 wilayah dengan total nilai lebih dari Rp800 juta," kata Hery.
Tidak hanya itu, setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan memiliki alat kerja yang memadai, para eks napiter sebagai pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baru dapat bergabung sebagai UMK Binaan Telkom dan mendapatkan pembinaan serta pendampingan secara berkala.
Hery berharap, program pelatihan dan bantuan ini dapat meningkatkan produktivitas para eks napiter sehingga menghindarkan mereka dari pengaruh terorisme kembali yang bisa memicu terulangnya tindakan merugikan.
Selain itu, program ini juga dijalankan dengan tujuan agar para eks napiter lebih mandiri dalam melakukan usaha untuk memulihkan perekonomian mereka.
"Dengan ini Telkom dapat lebih banyak terlibat secara langsung dalam pembangunan masyarakat yang positif selaras dengan sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 dalam mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang berkesinambungan serta keberlanjutan dan kualitas lingkungan hidup sosial bermasyarakat di Indonesia," pungkas Hery. Rill